Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Materi Diklat Pelatihan Penelitian tindakan Kelas

Konsep Penelitian Tindakan Kelas

a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari istilah bahasa Inggris, classroom action research, yang berarti penelitian tindakan yang dilakukan pada sebuah aktivitas kelas. Pertama kali penelitian tindakan (action research) diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya. 

Konsep Penelitian Tindakan Kelas

Sanford (1970) dan Kemmis (1993) mendefinisikan penelitian tindakan (action research) sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi.

PTK bukanlah termasuk jenis penelitian baru. Penelitian ini sudah mulai berkembang sejak perang dunia kedua. dengan demikian, definisi yang berkembang sampai saat ini sangat variatif. Berikut ini beberapa definisi yang dicetuskan oleh para ahli.

1) The First International Handbook of Action Research for Indonesian Educators (Basrowi dan Suwandi, 2008): Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk partisipasi, kolaborasi terhadap penelitian tentang pendidikan yang dilakukan di sekolah dan di ruang kelas oleh sekelompok guru, kepala sekolah, dan karyawan yang bertindak sebagai fasilitator, dalam rangka memperoleh pandangan dan pemahaman baru tentang belajar mengajar untuk peningkatan sekolah secara menyeluruh.

2) Ebbuts (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008): Penelitian Tindakan Kelas merupakan studi yang sitematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan-tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.

3) Kemmis & McTaggart (1992): Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) harus dipahami bukan sebagai Langkah-langkah statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

4) Suharsimi (2002, dalam Kemdiknas 2010) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”. Penelitian, yakni kegiatan mencermati suatu obyek dengan
menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah.

Tindakan, yakni sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan. Kelas yakni sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.

5) Lewin (Tahir 2012:77): PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain.

6) Bahri (2012:8): Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik.

7) Sanjaya (2010:25): Secara bahasa ada tiga istilah yang berkaitan dengan penelitian tindakan keleas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas.

Pertama, penelitian adalah suatu perlakuan yang menggunakan metologi untuk memecahkan suatu masalah. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki mutu.

Berdasarkan hal tersebut, secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. 

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik suatu definisi operasional dari Penelitian Tindakan Kelas, yakni sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa kegitan ini merupakan suatu bentuk penelitian, yang harus mengikuti prosedur ilmiah dalam perencanaan, pelaksanaan dan analisisnya. Permasalahan yang dikaji adalah permasalahan guru itu sendiri melalui hasil refleksi dan tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki kualitas praktik pembelajaran di kelas. Jadi, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

b. Latar belakang Penelitian Tindakan Kelas bagi guru

PTK merupakan salah satu cara inovasi guru dalam menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran secara cermat dan terkendali. PTK akan memberi berbagai dampak positif berupa meningkatnya kemampuan guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran dan meningkatnya kualitas masukan, proses, dan hasil belajar sebagai dampak meningkatnya kemampuan penyelesaian masalah pembelajaran. Ada beberapa alasan mengapa guru harus melakukan PTK. 

Menurut Aqib (2007:13), karena PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya. Praktik pembelajaran melalui PTK dapat meningkatkan profesionalisme guru, karena PTK dapat membantu pengembangan kompetensi guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran mencakup kualitas isi, efisiensi, dan efektivitas pembelajaran, proses, dan hasil belajar siswa, (2) peningkatan kemampuan pembelajaran akan berdampak pada peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional guru (Prendergast, 2002). 

Sebagaimana hal ini dinyatakan oleh Lewin, Calhoun, Glanz, Cole dan Knowles dalam Prendergast (2002) bahwa penelitian tindakan kelas mengarahkan para guru untuk melakukan kolaborasi dan refleksi terhadap praktek pembelajarannya atau dalam mengorganisasikan pembelajaran sekaligus mengembangkan hubungan personal dan sosial antar guru.

Guru dianggap paling tepat melakukan PTK yang sesuai dengan bidang studi keahlianya, karena (1) guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya, (2) temuan penelitian formal sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran, (3) guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya, (4) interaksi guru siswa berlangsung secara unik, dan keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian di kelasnya.

Para ahli pun menyarankan kepada guru untuk menggunakan penelitian tindakan kelas karena terdapat beberapa keuntungan sebagai berikut.

1) Mudah dilaksanakan
2) Guru dapat bertindak sebagai peneliti
3) Hasil penelitian dapat langsung diterapkan oleh guru
4) Kerangka penelitian sangat sederhana tetapi tetap mengikuti prosedur penelitian ilmiah
5) Guru menguasai permasalahan atas kasus yang diteliti
6) Variabel penelitian merupakan bagian dari guru itu sendiri 
7) Tidak mengganggu proses belajar mengajar
8) Tidak merubah kebiasaan di kelas
9) Tidak dibatasi oleh waktu

Berdasarkan beberapa keuntungan di atas, maka sebaiknya guru memilih penelitian tindakan kelas untuk menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh guru di kelas sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

c. Tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas

1) Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Secara khusus PTK bertujuan untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. 

Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain:
a) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
b) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
c) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
d) Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.

Output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah.
b) Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas.
c) Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainya.
d) Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
e) Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.
f) Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

2) Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Ada tiga komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu siswa dan pembelajaran, guru dan sekolah. Tiga komponen itulah yang akan menerima manfaat dari PTK.

a) Manfaat bagi siswa dan pembelajaran 
Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep dan lain-lain) akan dengan cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kelasalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.

Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK.

b) Manfaat bagi guru
Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:
(1) Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.

(2) Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara professional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif 

(3) Melakukan PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktikpembelajaran

(4) Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya sendiri dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan dan mengembangkan alternative masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat (Daryanto 2006:18).

c) Manfaat bagi sekolah Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara professional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat.
Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar, karena meningkatkan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. 

Post a Comment for "Materi Diklat Pelatihan Penelitian tindakan Kelas"