Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah metode penelitian yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. PTK memungkinkan guru untuk secara sistematis merancang, menerapkan, dan mengevaluasi tindakan yang dapat meningkatkan pembelajaran siswa.

Metodologi dalam Penelitian Tindakan Kelas bersifat:

(a) inovatif, yaitu penerapan dan/atau penemuan model, metode, strategi, teknik, sarana pembelajaran, sistem penilaian yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah pembelajaran; 

(b) kolaboratif, yaitu melibatkan teman sejawat atau dosen dari perencanaan sampai penyusunan laporan; 

(c) reflektif, yaitu refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran secara terus menerus; dan 

(d) siklusistis, yaitu mengikuti daur yang berulang sampai permasalahan pembelajaran dapat teratasi secara baik. 

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan minimal 2 (dua) siklus, satu siklus minimal dua kali pertemuan. 

Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagaimana terlihat dalam gambar di bawah.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Siklus Kegiatan PTK

Langkah awal adalah menetapkan pokok permasalahan. Dianjurkan agar masalah yang dipilih untuk diangkat sebagai masalah PTK memiliki nilai strategis bagi keberhasilan pembelajaran lebih lanjut dan memungkinkan diperolehnya model tindakan efektif yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah serumpun. 

Kemudian lakukan identifikasi masalah yang dilanjut dengan analisis masalah sehingga dapat dipergunakan untuk memperoleh gambaran dalam merancang tindakan baik dalam bentuk spesifikasi tindakan, keterlibatan peneliti, waktu dalam satu siklus, indikator keberhasilan, peningkatan sebagai dampak tindakan, dan hal-hal yang terkait lainya dengan pemecahan yang diajukan.

Setelah menetapkan pokok permasalahan secara mantap dan merumuskan masalah secara operasional, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat tahap kegiatan, yaitu:

1) Perencanaan tindakan;

Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan berdiskusi dengan teman sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan formulasi tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan.

a) Identifikasi Masalah Penelitian Tindakan Kelas

Pertanyaan yang mungkin timbul bagi guru pemula PTK adalah: bagaimana memulai Penelitian Tindakan Kelas ? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, pertama-tama yang harus dimiliki guru adalah perasaan ketidak puasan terhadap praktek pembelajaran yang selama ini dilakukannya.

Manakala guru merasa puas terhadap apa yang ia lakukan terhadap proses pembelajaran di kelasnya. Meskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan yang dialami dalam pengelolaan proses pembelajaran, sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan pertanyaan seperti di atas, yang kemudian dapat memicu dimulainya sebuah PTK.

Oleh sebab itu, agar guru dapat menerapkan PTK dalam upayanya untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional, ia dituntut keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada dirinya sendiri mengenai sisi-sisi lemah masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran yang dikelolanya. 

Dengan kata lain guru harus mampu merefleksi, merenung, serta berfikir balik, mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi sisi-sisi lemah yang mungkin ada. 

Dalam proses perenungan itu terbuka peluang bagi guru untuk menemukan kelemahan-kelemahan praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan secara tanpa disadari. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan secara maksimal potensi PTK bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin begitu ia merasakan adanya persoalan-persoalan dalam proses pembelajaran.

Dengan kata lain, permasalahan yang diangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahanyang disarankan, apalagi ditentukan oleh pihak luar.

Permasalahan tersebut dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi, pembelajaran dan hasil belajar siswa. 

Menurut Hopkins (1993) guru dapat menemukan permasalahan tersebut bertitik tolak dari gagasan-gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yang perlu diperbaiki, untuk mendorong pikiran dalam mengembangkan fokus permasalahan, kita dapat bertanya pada diri sendiri.

Berbekalkan kejujuran dan kesadaran untuk mengidentifikasi masalah, beberapa contoh pertanyaan yang diajukan guru pada diri sendiri (Wardani, dkk, 2007). 

(1) Apa yang sedang terjadi di kelas saya? 
(2) Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu? 
(3) Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya? 
(4) Apa yang terjadi jika masalah tersebut saya biarkan? 
(5) Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

Pada tahap ini, yang paling penting adalah menghasilkan gagasan-gagasan awal mengenai permasalahan aktual yang dialami oleh guru di kelas. Dengan berangkat dari gagasan-gagasan awal tersebut, guru dapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan dengan menggunakan PTK. Masalah dalam PTK terkait dengan proses pembelajaran yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku guru, mitra peneliti dan siswa. 

Contoh permasalahan yang di-PTK-kan:

(1) metode mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode penemuan; 
(2) strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran daripada satu gaya belajar mengajar; 
(3) prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian kontinyu/otentik; 
(4) penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan; 
(5) pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, menambah kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri; 
(6) pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi perilaku; dan 
(7) administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah (Cohen dan Manion, 1980: 181).

Kriteria dalam penentuan masalah: 

  1. Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan dilihat dari segi pengembangan lembaga atau program; 
  2. Masalahnya hendaknya dalam jangkauan penanganan. 
  3. Jangan sampai memilih masalah yang memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak para penelitinya dan waktunya terlalu lama; 
  4. Pernyataan masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan hal-hal fundamental ini daripada berdasarkan fenomena dangkal.

Contoh masalah yang diidentifikasi sebagai fokus penelitian tindakan:

  1. Rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis di kalangan Siswa Kelas IX;
  2. Rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris;
  3. Rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru-siswa-siswa;
  4. Rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Inggris ditinjau dari tujuan mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa tersebut.

b) Analisis Masalah Penelitian Tindakan Kelas

Setelah memperoleh permasalahan-permasalahan melalui proses identifikasi tersebut, maka guru peneliti selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah-masalah tersebut untuk menentukan urgensi penyelesaiannya. 

Dalam hubungan ini, akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi seperti misalnya penguasaan materi pelajaran pada topik pewarisan sifat, sikap siswa dalam berdiskusi atau sikap siswa dalam melakukan percobaan. 

Permasalahan tersebut jika tidak segera diselesaikan akan menimbulkan dampak negatif yang besar (Tidak tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal, kurang kerjasama dalam diskusi dan eksperimen).

Walaupun demikian, tidak semua permasalahan dalam pembelajaran yang dapat diatasi dengan PTK (seperti kesalahan-kesalahan faktual dan/atau konseptual yang terdapat dalam buku paket).

Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan bagi guru dalam menganalisis permasalahan adalah sebagai berikut: 

  • Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan siswanya, atau topik yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang memang diprogramkan oleh sekolah; 
  • Jangan memilih masalah yang berada di luar kemampuan dan/atau kekuasaan guru untuk mengatasinya;
  • Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas; 
  • Usahakan untuk bekerja sama dalam pengembangan fokus penelitian; dan
  • Kaitkan PTK yang akan dilaksanakan dengan prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.

c) Perumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi dan menganalisisnya, maka guru selanjutnya perlu merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan membuka peluang bagi guru untuk menetapkan tindakan perbaikan yang perlu dilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan termasuk prosedur pengumpulan data serta cara menginterpretasikannya. 

Disamping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan dicobakan itu juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai persiapan. Termasuk yang berbentuk latihan guna meningkatkan keterampilan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud. 

Perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis kemungkinan- kemungkinan penyebab yang lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk menjajaki pertanyaan alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. 

Perumusan Masalah harus jelas, dinyatakan dengan kalimat tanya. (dijelaskan lebih lanjut pada bagian penyusunan proposal PTK).

Inti suatu masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. Oleh karena itu rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan.


Post a Comment for "Prosedur Penelitian Tindakan Kelas"